Bagaimana Transformator Daya 110KV-220KAV mengatasi lonjakan arus saat dihidupkan?
Transformator daya, termasuk transformator dengan tegangan 110 kV hingga 220 kV, terkena lonjakan arus selama penyalaan atau pemberian energi. Arus lonjakan ini, sering disebut arus masuk, terjadi karena pemberian energi secara tiba-tiba pada belitan transformator. Mengatasi lonjakan arus sangat penting untuk mencegah tekanan berlebihan pada
Transformator Daya 110KV-220KAV dan peralatan listrik terkait. Berikut cara transformator daya mengatasi lonjakan arus saat dihidupkan:
Desain Transformator:
Transformator dirancang dengan karakteristik khusus untuk menangani arus masuk. Desainnya mencakup faktor-faktor seperti bahan inti, konfigurasi belitan, dan pilihan bahan insulasi.
Inti dirancang untuk memiliki keengganan magnet yang rendah, yang membantu meminimalkan impedansi selama kondisi lonjakan arus.
Saturasi Inti:
Selama saat-saat awal pemberian energi, inti magnet dari
Transformator Daya 110KV-220KAV mungkin jenuh. Saturasi mengurangi reaktansi induktif dan memungkinkan arus masuk mengalir lebih mudah, sehingga membatasi kenaikan tegangan pada belitan.
Sistem Pengekangan Inti:
Transformator dapat menggunakan sistem penahan inti, seperti batang penahan atau reaktor shunt, untuk mencegah pergerakan inti yang berlebihan selama kondisi lonjakan arus. Hal ini membantu menjaga stabilitas dan mengurangi dampak arus masuk.
Perangkat Pembatas Fluks:
Beberapa transformator menggunakan perangkat seperti reaktor pembatas fluks atau reaktor seri pada belitan untuk mengontrol laju kenaikan arus masuk dan mencegah saturasi.
Penggunaan Resistor Pra-penyisipan:
Dalam beberapa aplikasi tegangan tinggi, resistor pra-penyisipan dapat digunakan untuk membatasi laju kenaikan arus masuk dan mengontrol fenomena transien selama penyalaan.
Sirkuit Redaman:
Sirkuit redaman dapat dimasukkan dalam desain transformator untuk mengurangi osilasi yang disebabkan oleh arus masuk, mencegah kondisi tegangan lebih.
Ketuk Pengubah:
Pengubah tap transformator dapat digunakan untuk mengatur rasio putaran transformator selama pemberian energi, sehingga mengurangi besarnya arus masuk.
Reaktor Bypass:
Reaktor bypass yang dihubungkan secara seri dengan belitan transformator dapat membantu mengendalikan arus masuk dan membatasi laju kenaikan tegangan.
Relai Perlindungan Tingkat Lanjut:
Relai proteksi tingkat lanjut dengan algoritma deteksi arus masuk dapat digunakan untuk membedakan antara arus masuk dan gangguan sebenarnya. Relai ini dapat mengeluarkan perintah untuk membatasi dampak arus masuk.
Energisasi Tertunda:
Beberapa sistem menerapkan skema energi tertunda untuk mengatur permulaan beberapa transformator atau beban, sehingga mengurangi terjadinya arus masuk secara bersamaan.
Pemodelan Saturasi Transformator:
Alat pemodelan dan simulasi yang canggih digunakan untuk menganalisis respons transformator terhadap arus masuk selama tahap desain, untuk memastikan bahwa transformator dapat menangani lonjakan yang diantisipasi.